Roni Bani

Aku bukanlah biduan pengantar sukma bergema. Aku hanyalah penikmat irama dan nada fajar dan Pemulung Aksara pagi dan p...

Bila hari ini ada cerita cinta  Bahwa di sana ada pelecehan seksual Bahwa cerita itu keluar dari mulut korban  Bahw...

Buku Catatan keenam seorang guru daerah terpencil dari Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur, telah tiba di ta...

Mana kata yang tepat? Mana diksi yang jitu? Mana rasa tak gentar? Mana boleh aku diam? Mana dapat kita tegar? Hari ...

Bila air mata menggenang Tak dapat kami bendung Alirannya membanjir Entah akan segera mengering En...

Sakitnya Sakti Ketika hati kokoh di pendopo ideologi Darah, daging dan tulang teguh tak goyah Hingga gonc...

Senyum dan tawa Riang nan ria Sukacita bergirang Musik dan tari berlenggak Lagu dalam nada mengalu...

Bukit di bibir pantai selatan pagi ini turut menyemburkan cahaya di kala terbit surya. Keindahan disebar di sekelilingny...

Pagi tiba, bebunyian kampung telah digemakan Kaum peladang dan peternak kampung pergi Manakala kabut bergeser di...

Perjalanan dari kampung kami di Koro'oto desa Nekmese Amarasi Selatan menuju Kupang Barat. Kami mesti melintas di Kota K...

Pada senja ini saya berselancar di dunia informasi mahaluas. Saya masuk dalam area aplikasi WhatsApp dimana para sahabat...

Pagi ini, Sabtu (16/04/22), hendak kuapakan waktu yang tersedia? Oh... Jangan bertanya seperti itu! Jangan pula berpikir...

Aku baru saja melirik pada setangkai bunga pagi ini. Rona wajahnya ceria berwarna jingga dibaur merah keputihan. Dedauna...

Aku baru saja menyapa rerumputan, mereka tersenyum sambil berayun-ayun dalam permainan bersama butiran embun bercahaya d...

Pengantar Puisi berikut ini saya tulis ketika seorang sahabat di dunia maya melangsungkan pernikahan. Sebagaimana seora...